Tuesday, October 19, 2010

TREND BUSANA MUSLIM 2011


IKATAN Perancang Busana Muslim Jawa Barat (IPBM Jabar) sukses menghelat pergelaran busana muslim lewat West Java Moslem Fashion Expo 2010. Selain sebagai syiar Islam dan menjadikan busana muslim memasyarakat, para desainer juga memproyeksikan tren busana muslim untuk 2011 lewat pergelaran tersebut.

Sebanyak 15 desainer memamerkan karya indahnya lewat naungan tema “Charm”. Dikatakan Toera Imara selaku Wakil Ketua Panitia West Java Moslem Fashion Expo 2010, show sekaligus menjadi ajang para desainer untuk mengarahkan tren busana muslim 2011.

“Kami membacanya lewat tren dunia untuk tahun mendatang, seperti tema ‘Replay’, ‘Technatura’, ‘Hullabaloo’, dan ‘Wonderlush’,” ujar Toera pada pada konferensi pers yang digelar di Hyatt Regency Hotel, Bandung, Senin (2/8/2010) malam.

Desainer yang mencoba mengarahkan tren busana muslim 2011 lewat show semalam, di antaranya Ernie Kosasih, Meeta Fauzan, Dodos Aryawati, Yanna, Eriyani Jusuf, Ahmad Zaki, Ning Zulkarnain, Iva Lativah, Herman Nuary, Betty Achyar, Rettyselya, Nina A’zura, Hennie Noer, Toera Imara, dan Fenny Sofia.

Para desainer masih banyak menggunakan material, seperti sifon, sutera, tulle, taffeta, rami, katun, dan organdi lewat siluet rancangan yang feminin, longgar melayang, tidak membentuk tubuh, simpel, dan romantis. Potongan yang dibuat berupa Y-line, A-line, H-line, layers, offnaisel, ruffles, dan tumpuk.

Warna-warna yang akan dominan, yakni merah marun, biru cerah (turquoise), pink, salem, dan warna-warna lembut lainnya. Berbeda dari yang lain, Eriyani Yusuf justru mengkreasikan rancangannya dalam warna serbaputih. Sementara untuk detail, bordir, payet, swarovsky, dan brokat, masih menjadi primadona yang kemudian dipertegas dengan pemasangan beads, tembaga, mutiara, bros, gelang, perak, kuningan, dan metal accessory sehingga busana tampak begitu anggun dan megah.

Inspirasi desainer datang dari sumber yang tak terbatas, yakni negeri Indonesia yang kaya sumber kekayaan alamnya. Buktinya, Ahmad Zaki dan Henny Noer mengambil Pulau Dewata sebagai inspirasinya, sedangkan Toera Imara mengangkat keindahan tari merak, dan Ernie Kosasih mengangkat budaya Dayak. Beberapa motif dan kain tradisional dieksplorasi semakin dalam, di antaranya motif kain tradisional Jawa Barat, Dayak, sarung Samarinda, kain Nusa Tenggara, kain Kalimantan, kain Makasar, kain Bali, kain Garut, kain Yogyakarta, tenun Palembang, dan batik yang masih memiliki daya pikat di mata Betty Achyar, Fenny Sofia, Ernie Kosasih, dan Iva Lativah.

Mengarahkan tren secara berbeda, adalah Ning Zulkarnain yang mengambil keindahan bunga sebagai inspirasi rancangan. Motif bunga diterapkannya pada gaun ala dewi bangsa Yunani dan Romawi di atas bahan yersey, sutera, dan sifon. Busana dipadupadankan dengan topi cantik, seperti model bergere, cartwheel, dan matinee yang menjadikan tampilan keseluruhan bagaikan ratu dan raja Eropa pada pria.