Wednesday, February 16, 2011

Nini Anteh, antara dongeng dan astronomi

nini anteh ini hebat loh, dia udah punya theme song sendiri :

Spoiler for lagu nini anteh

Ieu nini ucing nyusul
sorangan indit di langit
kadieu ninggalkeun bulan
meureun hayang milu ulin
ucing teh liwar kacida
cik urang sintreuk sing tarik
eta nini ulah kitu
masing karunya ka ucing
keun bae hayangeun incah
heunteu beda kawas nini
lah enya nini karunya
hayu ucing urang ulin
[spoiler=arti]Ini nini kucing menyusul
sendiri pergi di langit
kesini meninggalkan bulan
mungkin ingin ikut main
kucing teh nakal skali
ayo kita sintreuk(sentil kupingnya) yang keras
itu nini jangan begit
kasihan kucing
biar saja ingin main
sama seperti nini
yah iya nini kasihan
ayo kucing kita main[/spoiler]

ahahaha, emang si nini itu dimana sih?
si nini itu menurut dongeng dia itu ada di bulan, dia adalah wanita (nenek nenek sih  ) yang sampai di bulan jauh jauh hari sebelum Amerika dan Rusia datang ke bulan.
s nini ada di bulan bareng sama kucingnya yang namanya Candramawat. di Dongeng disebutin kalau si nini itu mengisi hari di bulan dengan menenun kain, banyak yang bilng kalau kita liat permukaan bulan dari bumi, ska terlihat sosok nini anteh dan kucingnya







sisanya, agan agan bisa cari sendiri gimana bentuk nini anteh di bayangan bulan.
nah, bagaimana bisa nini anteh bisa ada di bulan? dahulu, diceritakan nini anteh pergi menaiki MEGA putih dengan menggunakan selendang ajaib. menurut Erick von Danicken, asap yang dinaiki oleh nni anteh tidak lain adalah asap roket, dan selendang ajaib itu adalah selendang/baju yang tahan terhadap cuaca luar angkasa, dengan kata lain baju astronot. berarti nini anteh udah ada di bulan selama ribuan tahun

Kehebatan budaya sunda, budaya negeri kita. juga disebutkan bahwa nini anteh itu adalah penghuni bulan dan bulan itu sendiri, yang digambarkan keriput, bopeng, jauh dari kecantikan yang dikatakan negeri negeri lain yang mengatakan kalau bulan itu adalah seorang puteri, dan dibuktikan kalau permukaan bulan itu, tidak mulus, melainkan RUSAK






lagi, sebelumnya orang orang banyak berasumsi bulan itu bentuknya lingkaran, namun urang sunda juga menyanyikan lagu tentang bulan bulan tok bulan tok aya bulan sagede batok. yap, bulan seperti batok kelapa, bundar, tidak lingkaran


masih banyak lagi budaya kita sendiri yang lebih maju dari budaya orang lain, ada baiknya kita memajukan dan membanggakan budaya kita sendiri.